Dorong Potensi Produksi Pakan Ternak, BRIN Kenalkan Teknologi Ensilase

Dorong Potensi Produksi Pakan Ternak, BRIN Kenalkan Teknologi Ensilase

Para pelaku peternakan yang didominasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar Sulawesi Selatan (Sulsel) memadati Ballroom Novotel Makassar, Selasa (11/10). Tak kurang dari 200 orang hadir dalam acara “Pelatihan Pakan Hijauan dan Pengolahan Limbah” yang merupakan bagian dari program BRIN Berbakti untuk Negeri. Pelatihan hasil kolaborasi BRIN dengan Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI), H. Ridwan Andi Wittiri ini menyedot animo masyarakat di Makassar dan sekitarnya.

Pembicara pada kali ini adalah Peneliti Ahli Utama Bidang Nutrisi dan Teknologi Pakan BRIN, Ahmad Sofyan. Sebelum dimulainya pelatihan, paparan singkat sekaligus sambutan diberikan oleh Direktur Alih dan Sistem Audit Teknologi BRIN, Edi Hilmawan. Dia menyampaikan mengenai Peran BRIN dalam Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi. “Hasil riset dan inovasi harus bisa dimanfaatkan secara luas, baik itu dalam bentuk peralatan maupun peningkatan kapasitas SDM seperti pelatihan yang sedang kita laksanakan ini,” tuturnya. 

Pada kesempatan tersebut, Edi juga menyampaikan struktur dan profil BRIN. Sebagai lembaga yang baru terbentuk, BRIN saat ini memiliki program-program pendampingan para pelaku usaha berbasis teknologi yang bisa membantu para pelaku usaha berbasis riset dari hulu ke hilir.

Anggota Komisi VII DPR-RI, H. Ridwan Andi Wittiri menjelaskan sekilas mengenai komoditi yang terdapat di Sulsel pada bidang peternakan. Dikatakannya, hampir semua hewan yang dikonsumsi sehari-hari dipelihara dan diternakkan oleh masyarakat, termasuk kuda di Jeneponto yang menjadi tradisi di setiap kegiatan pesta perkawinan menjadi lumrah untuk dipotong dan dikonsumsi. Ridwan mengharapkan dengan adanya pelatihan ini bisa semakin meningkatkan pengetahuan dan menambah efektivitas kegiatan peternakan serta produktivitas hasil peternakan bisa terangkat naik.

Peternak saat ini tergantung/memanfaatkan sumber pakan yang tersedia di alam/lingkungan sekitarnya. Para peternak juga belum memperhitungkan estimasi kebutuhan minimal ternak, baik dari aspek jumlah pakan maupun variasi pakan sebagai sumber serat, protein, energi, vitamin,dan mineral. “Minimnya pengetahuan peternak tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak dan keterbatasan modal merupakan kondisi yang perlu diperhatikan,” katanya.

Peneliti BRIN, Ahmad Sofyan menjelaskan dengan detail mengenai teknologi ensilase untuk penyediaan pakan hijauan berkelanjutan. Dalam paparannya, Sofyan juga menjelaskan potensi pakan ternak di Sulsel, hasil survey, dan populasi ternak di Sulsel. Dari kajian yang dilakukan Sofyan, ditemukan rumusan klasifikasi bahan makanan ternak yang tepat bagi para peternak di Sulsel.

Sofyan menyampaikan simulasi pembuatan pakan ternak dengan teknik fermentasi (silase). Teknik tersebut menghasilkan pakan awetan (hijauan) yang dibuat dengan sistem fermentasi anaerob. Teknik ini melibatkan aktivitas bakteri asam laktat dengan tujuan untuk pengawetan. 

Bahan untuk membuat pakan inipun sangat murah dan mudah dipraktekkan. Pakan yang sebagian besar berasal dari limbah ini ternyata bisa menghasilkan keluaran yang menjanjikan bagi para peternak. Teknik/metode ini sudah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Acara diakhiri dengan kuis dan tanya jawab antara pembicara dan peserta.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/110526/dorong-potensi-produksi-pakan-ternak-brin-kenalkan-teknologi-ensilase

Managed & Maintenanced by ArtonLabs