Peneliti BRIN Kaji Penundaan Pelunakan Buah Pasca Panen pada Cabai

Peneliti BRIN Kaji Penundaan Pelunakan Buah Pasca Panen pada Cabai

Pada Jumat (13/01), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG), Organisasi Riset (OR) Hayati dan Lingkungan, menyelenggarakan Friday Scientific Sharing Seminar (FS3) bertema “Kajian Penundaan Pelunakan Buah Pasca Panen pada Cabai”. FS3 kali ini dimoderatori oleh Syamsidah Rahmawati, Peneliti PRRG BRIN.

Wahyuni, narasumber sekaligus Peneliti Madya di PRRG BRIN menyampaikan bahwa riset dilakukan dengan memanfaatkan teknologi omics yang berbeda. “Tujuan pemanfaatan teknologi omics yang berbeda bertujuan untuk mengungkap aspek fisiologis dan molekuler dari penundaan pelunakan buah cabai setelah pasca panen, sehingga masa simpan buah cabai setelah panen lebih lama dengan kualitas yang baik,” terangnya.

“Pengungkapan kedua aspek ini sangat penting untuk pengembangan galur baru cabai melalui pemuliaan tanaman ataupun perekayasaan genetik,” tambah Wahyuni.

Wahyuni mengungkapkan, kajian yang ia paparkan merupakan arah dan fokus Kelompok Riset Modifikasi Genetik dan Metabolit Ketahanan Pasca Panen di PRGG BRIN. “Alasan mengangkat tema FSS 3 kali ini adalah karena fokus riset tentang mekanisme proses fisiologis dan molekuler pematangan buah setelah dipanen sampai pembusukan buah yang belum banyak disentuh atau dilakukan,” tuturnya.

“Tema riset ini relevan dengan permasalahan kecukupan buah cabai sepanjang tahun, di mana seringkali terjadi ketersediaan cabai yang fluktuatif. Hal ini dapat menjadi informasi baru untuk peneliti, akademisi, dan mitra industri,” ungkap Yuni.

Wahyuni juga menjelaskan maksud dan tujuan FS3 yang melibatkan kelompok risetnya. Pertama, untuk sharing hasil riset yang telah dilakukan kelompok riset modifikasi genetik dan metabolit ketahanan pasca panen tanaman kepada peneliti, akademisi dan mungkin jika ada dari mitra swasta; kedua, untuk menjaring kerjasama dengan peneliti dengan kompetensi yang berkaitan dengan tema riset kedepannya; dan ketiga, sebagai ajang promosi cakupan kegiatan yang dilakukan di kelompok riset.

Wahyuni yang berasal dari Kelompok Riset Modifikasi Genetik dan Metabolit Ketahanan Pangan PRRG BRIN, mengatakan,“Dengan adanya webinar yang diangkat, saya berdarap bahwa kelompok riset ini lebih dikenal oleh peneliti, akademisi, dan mitra swasta terkait. Selain itu, adanya kerja sama baru dengan peneliti ataupun mitra swasta berguna untuk pengembangan penelitian dengan kajian yang multidisiplin dan atau pengembangan galur baru,” pungkas Yuni dalam presentasinya.

Acara FS3 juga menghadirkan narasumber lainnya, yaitu Sineerat Siri selaku Associate Profesor Suranaree University of Technology (SUT), Thailandyang memaparkan topik “NanoBiology: The Intersection of Biology and Nanotechnology”. 

Terkait SUT, sebagai informasi pada September 2022 lalu, SUT telah mengunjungi Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong. Kunjungan tersebut telah mengawali kerja sama SUT dengan PRRG BRIN.

“Kunjungan SUT ke BRIN Cibinong pada bulan September menjadi awal kerjasama PRRG dengan The School of Biology, yaitu kerja sama riset dan capaciy building. Oleh karena itu dengan adanya acara Friday Scientific Sharing Seminar (FS3), kita akan lebih memperdalam kerja sama khususnya dengan skema yang ada di manajemen talenta yaitu  skema Degree by Research untuk Program Doktor,” jelas Ratih.

Ratih juga menambahkan bahwa skema Degree by Research tidak hanya untuk peneliti rekayasa genetika saja, tetapi untuk semua yang tertarik untuk mengambil skema kolaboratif.

“Untuk itu, pada FS3 kali ini, kita juga mengundang Direktur Manajemen Talenta BRIN untuk memberikan update mengenai kerjasama BRIN dengan SUT dalam program Manajemen Talenta,” sambung Ratih.

Direktur Manajemen Talenta, Raden Arthur Ario Lelono, dalam paparannya di antaranya menyampaikan,”Skema Degree by Research antara SUT dan BRIN hanya untuk program Ph.D saja dan untuk semua bidang yang ada di SUT, selain itu program ini berbasis joint-distance supervision,” terangnya.

Ia juga menjelaskan mekanisme seleksi dilakukan bersama antara BRIN dan SUT melalui skema dan wawancara dengan kandidat professor, sehingga tidak ada yang daftar secara mandiri tanpa melalui skema ini. “Pendaftaran aplikasi oleh kandidat dilakukan setelah konfirmasi wawancara dan dilakukan di dalam sistem informasi SUT dan kandidat harus mendaftar melalui sistem Degree By Research BRIN,” pungkas Arthur.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/111267/peneliti-brin-kaji-penundaan-pelunakan-buah-pasca-panen-pada-cabai

Managed & Maintenanced by ArtonLabs