Sosialisasi Membangun Kedaulatan Pangan Melalui Ekosistem Reka Cipta

Sosialisasi Membangun Kedaulatan Pangan Melalui Ekosistem Reka Cipta

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) turut mendukung rilisnya karya-karya tentang kedaulatan pangan sehingga diharapkan dapat menjadi acuan di bidang pendidikan Indonesia, terkhusus kemajuan teknologi pangan bangsa.

Kemarin atau pada tepatnya pada tanggal 1 Mei 2021 lalu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bersama beberapa akademisi dan narasumber dari seluruh Indonesia menggelar sebuah diskusi dengan tema “Kedaulatan Pangan”. Kegiatan ini, dilaksanakan secara virtual melalui media Zoom dan live streaming melalui akun youtube resmi Ditjen Dikti.

Sosialisasi Membangun Kedaulatan Pangan Melalui Ekosistem Reka Cipta. Diskusi kali ini dipandu oleh Angelina Wiliana (mahasiswa berprestasi ITB 2021/Prodi Rekayasa Hayati IPB). Kegiatan sosialisasi juga diikuti insan pers media, dan pengamat kedaulatan pangan.

Narasumber Sosialisasi Membangun Kedaulatan Pangan Melalui Ekosistem Reka Cipta adalah Prof. Dr. Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementeran Pertanian RI, Prof. Nizam, M. Sc.,DIC, Ph. D (Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI), Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P (Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI), Prof. Dr. Arif Satria, SP.,M.Si (Rektor IPB), Pamitra Wineka (CEO TaniHub Group), Dr. Toni Perdana, SP.,MM, Achmad Aditya Maramis, Ph.D (Koordinator Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti), dan Moderator adalah Angelina Wiliana (mahasiswa berprestasi ITB 2021/Prodi Rekayasa Hayati IPB).

Dedi Nursyamsi, sebagai salah seorang narasumber yang hadir, antara lain mengatakan, Akibat pendemi, banyak sekali tenaga kerja yang di-PHK, ternyata yang mampu menampung tenaga kerja PHK itu adalah sektor pertanian. Kedaulatan pangan adalah tugas kita bersama. Saat ini, kita harus lakukan transformasi pertanian secara modern, dengan memanfaatkan alat mesin pertanian sehingga produktifitas lebih efektif. Bagaimana reka cipta di lingkungan kementerian pertanian mampu mendukung kedaulatan pangan. “Ini bisa bergerak dari hulu sampai hilir, ini yang harus digenjot untuk mencapai kedautalan pangan.”

Menurut Prof. Nizam, Kreativitas adalah kunci semangat untuk membangun kemajuan ke depan. Salah satu kelebihan bangsa Indonesia dibandingkan dengan bangsa lain di dunia ini adalah kreativitas. “Namun, kondisi kita masih memprihatinkan. Kenapa dalam reka cipta kita masih terlalu banyak bergantung pada lisensi Negara lain, dalam hal industry misalnya, 92 persen dari teknologi yang kita digunakan itu mendasarkan pada lisensi.

Kreatifitas itu dapat diamati dan dilihat dari beragam budaya, berbagai pakain daerah, bahasa, beragam mainan anak-anak dan segala macam budaya, ada di Indonesia. Bahkan, Indonesia termasuk nagara yang kaya dengan berbagai macam buah-buah ada, tapi kenapa harus impor buah-buahan dari luar negeri. Alat-alat kesehatan 95 persen impor. 

“Seharusnya kita menjadi negara pengekspor dari hasil buah-buahan dan dari kekayaan hasil bumi lainnya. Untuk itu, bagi sivitas akademika perguruan tinggi dengan kemampuan reka citanya harus menjadi mata air bagi pembangunan bangsa dan pembangunan ekonomi ke depan”, ujar Prof. Nizam.

Managed & Maintenanced by ArtonLabs