Lazimnya, tomat memiliki biji yang berada di bagian tengah buah. Biji-biji tersebut dapat dibuat menjadi benih dan dikonsumsi. Namun, pernahkah Anda terpikir, sebenarnya ada tomat tanpa biji.
Buah tomat tanpa biji tengah disiapkan oleh dosen di Departemen Budidaya Pertanian Universitas Padjadjaran, Syariful Mubarok, S.P., M.Sc., Ph.D. Varietas tomat partenokarpi atau tomat tanpa biji dapat tumbuh dengan baik di lingkungan tropis.
Tanaman tomat mampu membentuk buah tanpa terjadinya persilangan. Selain itu, tanaman tomat juga dapat menghasilkan buah pada kondisi lingkungan yang tercekam. Syariful mendapatkan induk tanaman dari University of Tsukuba dengan nama mutan Silaa9-3 dan Silaa9-5.
Melansir dari Majalah Trubus edisi Januari 2022, kini Syariful sedang menguji tanaman tersebut di bawah cekaman lingkungan pada suhu tinggi sekitar 45°C. Umumnya, tanaman tomat tumbuh pada suhu di bawah 36°C, biasanya pada suhu tinggi tanaman tomat akan gagal berbuah.
Tanaman tomat tanpa biji memiliki daun tunggal, warna daun hijau pekat, dan tidak membentuk cabang. Hal tersebut disebabkan oleh rekayasa hormon auksin yang memengaruhi pericarp buah sehinggga bakal buah membesar meskipun tanpa proses polinasi atau penyerbukan.
Setelah melakukan emaskulasi atau sterilisasi polen, buah dari mutan Silaa9-3 dan Silaa9-5 tetap terbentuk dan membesar. Selanjutnya, tomat tanpa biji tersebut mengalami mutasi pada gen IAA 9, yakni gen yang terlibat di dalam sinyal tranduksi auksin.
Proses mutasi tersebut menyebabkan meningkatnya aktivitas hormon auksin. Hormon itu berperan untuk menghambat proses percabangan dan meningkatkan dominasi apical. Akibatnya, kemunculan tunas samping terhambat.
Hormon auksin juga berpengaruh terhadap pembentukan buah partenokarpi. Oleh karena itu, tanpa pemberian auksin secara eksogen, tanaman tomat tetap dapat menghasilkan buah. Para periset biasanya menyemprotkan auksin atau giberelin pada bunga untuk membuat buah partenokarpi.