Kementan Dorong Ubi Jalar Tembus Pasar Ekspor

Kementan Dorong Ubi Jalar Tembus Pasar Ekspor

Ubi jalar dinilai sebagai komoditas pangan lokal yang berpotensial untuk dikembangkan. Jenis umbi ini cocok dijadikan sebagai komoditas andalan untuk ekspor. Pada 2022, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan mengalokasikan bantuan pemerintah untuk pengembangan 2.000 hektare ubi jalar di beberapa lokasi di Indonesia.

ubi jalar
foto: Trubus

“Mari kita manfaatkan pangan lokal, pangan lokal itu punya nilai gizi tinggi. Tinggal bagaimana kita mengolahnya supaya ada nilai tambah dan sudah ada ekspor ke Korea,” ujar Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, seperti dilansir dari laman pertanian.go.id.

Suwandi menyerukan kepada petani untuk memanfaatkan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan kemitraan untuk mengembangkan budidaya ubi jalar berorientasi ekspor.

Ubi jalar termasuk bahan pangan yang memiliki banyak varietas dengan keunggulan yang berbeda-beda. Potensi ubi sebagai bahan baku industri pangan tergolong besar, mengingat sumber daya bahan tersedia melimpah.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karanganyar, Siti Maesaroch, mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk mengembangkan potensi ubi jalar. Kabupaten Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah yang berpotensial untuk mengembangkan ubi jalar. Pengembangan komoditas umbi ini dilakukan di daerah Tawangmangu, Karangpandan, Matesih, Jenawi, dan Ngargoyoso.

Saat ini luas panen ubi jalar di Kabupaten Karanganyar mencapai 753 hektare. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Tawangmangu, Wagimin, menjelaskan, ubi mampu mendatangkan keuntungan yang besar. Hal ini dapat terlihat dari analisis usaha tani budidaya ubi jalar. Biaya produksi yang dibutuhkan sekitar Rp35 juta per hektare. Perawatan yang perlu diberikan untuk tanaman adalah penyiangan, pemupukan, pengairan tahap 1 dan 2, serta biaya panen.

“Hasil produksi dalam 1 hektare mencapai 45 ton dengan harga jual Rp2.000 per kg sehingga dalam 1 hektare omset yang diperoleh mencapai Rp90 juta. Dengan demikian, laba atau keuntungan yang diperoleh dalam 1 hektare mencapai Rp54,6 juta,” tutur Wagimin.

Hasil produksi ubi jalar dari Kabupaten Karangnyar sebagian besar dipasarkan ke pusat oleh-oleh di wilayah tersebut. Ada beberapa varietas khusus yang diolah menjadi produk yang akan diekspor. Varietas tersebut adalah Korea dan Manohara.

Mau tahu informasi menarik lainnya mengenai pertanian, kunjungi web Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Kotabumi di fpp.umko.ac.id dan segera bergabung menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Kotabumi.

Sumber: https://www.pertanianku.com/prospek-cerah-ubi-jalar/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs