Teknik Antisipasi Kegagalan Panen Buah Lengkeng

Teknik Antisipasi Kegagalan Panen Buah Lengkeng

Terdapat dua jenis kelengkeng di Indonesia, yaitu kelengkeng dataran tinggi dan dataran rendah. Kelengkeng dataran tinggi adalah jenis yang pertama-tama berkembang di Indonesia dan hanya mampu berproduksi di daerah dataran tinggi seperti di Temanggung, Ambarawa dan Tumpang.

Kelengkeng dataran rendah merupakan introduksi dari Thailand dan Vietnam yang baru mulai berkembang di Indonesia beberapa tahun terakhir. Jenis ini berkembang sangat baik di daerah dataran rendah namun masih mampu berproduksi di daerah dataran tinggi.

Proses pembentukan dan perkembangan buah kelengkeng dari bunga mekar sampai siap panen membutuhkan waktu yang berbeda tiap varietas. Waktu terpendek pada varietas diamond river dan pingpong yaitu 4,5 bulan, sedangkan varietas lain 5-6 bulan. Semua bagian buah selama proses tersebut mengalami perubahan morfologi dan fisiologi.

Buah kelengkeng yang siap dipanen mempunyai ciri tekstur kulit buah halus, berwarna coklat, lunak ketika ditekan, rasanya manis dan beraroma. Permasalahan pada saat menjelang panen yang dapat mengakibatkan kegagalan panen adalah serangan hama kelelawar.

Hama kelelawar menyerang pada fase penebalan daging buah terjadi satu bulan sebelum panen. Fase penebalan daging buah ditandai pada warna biji yang sudah coklat, yang sebelumnya biji berwarna putih

Menurut Buyung Al Fanshuri, Peneliti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), hama kelelawar termasuk hama utama pada tanaman lengkeng, karena jika tidak dikendalikan maka akan menyebabkan kegagalan panen.

“Jika tidak diantisipasi sebelumnya maka buah kelengkeng dalam satu tanaman bisa habis dalam waktu semalam sehingga gagal panen,” jelas Buyung.

Menurut Buyung ada beberapa teknik untuk mengantisipasi hal tersebut antara lain masa panen buah disamakan dengan panen buah lainnya, pembungkusan buah, pemasangan jaring serta pengalihan aroma.

Pembungkusan buah dengan brongsong plastik yang diberi lubang-lubang kecil atau gunakan anyaman bambu, kain kasa atau paranet. Lalu, pasang jaring pengaman di sekitar kebun/di atas tanaman.

Pengalihan aroma dilakukan dengan menggunakan bahan lain yang memiliki aroma lebih tajam seperti terasi atau ikan asin yang disebar di sekitar tanaman. Belerang juga dapat menjadi alternative karena kelelawar tidak menyukai bau belerang.

Keefektifan cara antisipasi tersebut ditentukan oleh kemudahan memperoleh bahan, keahlian pemasangan dan populasi kelelawar di sekitar tanaman.

Sumber: https://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/4406/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs