Mengenal Penyakit Rebah Batang pada Kopi

Mengenal Penyakit Rebah Batang pada Kopi

Rhizoctonia solani adalah patogen tular tanah yang dapat menyebabkan penyakit rebah batang/rebah kecambah/damping off pada benih tanaman kopi. R. solani juga dikenal mengakibatkan penyakit mati ujung pada tanaman kopi. Patogen ini dapat membentuk struktur untuk bertahan dalam tanah disebut dengan sklerotia. Infeksi pada tanaman akan terjadi jika kelembaban tanah relatif tinggi dan didukung oleh cuaca yang lembab. Penyebaran jamur ini dapat terjadi melalui percikan air hujan ataupun tanah yang terinfeksi (Semangun, 2000). R. Solani memiliki inang yang luas diantaranya kopi, jagung dan kacang-kacangan, serta rumput-rumputan sebagai inang alternatif (Hiddink et al., 2005).

Gejala serangan Rhizoctonia sp. menunjukkan gejala matinya ujung batang, cabang atau ranting yang disertai dengan menguning dan gugurnya daun-daun pada bagian yang sakit. Cabang-cabang disekeliling batang berkembang tidak simetris. Daun-daun pada cabang yang pendek berwarna hijau kekuningan suram. Daun pupus pada cabang-cabang tampak suram, berwarna kekuningan, kaku, dan keras (Departemen PTN, 2011).

Gambar 1. Gejala Serangan Rhizoctonia sp. pada Tanaman Kopi.
Sumber : Abidin, 2018.

Pada benih tanaman R. solani menyerang pada fase pratumbuh dan paca tumbuh. Gejala serangan ditandai dengan benih yang mati sebelum berkecambah dan menyebabkan koleoptil dan sistem perakaran berwarna cokelat, tampak basah, dan busuk (Yulianti, dkk., 2004). Serangan dapat juga terjadi pada pasca tumbuh, yaitu pada saat benih tumbuh sebelum gejala serangan berkembang yang mengakibatkan rebah batang, tanaman berwarna kuning, layu, dan mati.

Gambar 2. Gejala Serangan R. solani (a) pra tumbuh dan (b) pasca tumbuh
Sumber: Mustafa, Z., 2011.

Serangan Rhizoctonia sp. pada pangkal batang yang sakit mula-mula terjadi memar, kemudian busuk dan akhirnya mengering sehingga batang tampak berlekuk. Penyakit ini dapat terjadi pada bibit yang masih dalam stadium serdadu, stadium kepel, atau yang sudah berdaun beberapa pasang tetapi batangnya masih lunak. Serangan dalam stadium serdadu dan stadium kepel dapat mematikan bibit, sedangkan pada bibit yang batangnya sudah mengeras hanya dapat menghambat pertumbuhan (Harni, R., et.al., 2015).

Gambar 3. Gejala serangan penyakit rebah batang oleh Rhizoctonia sp. Sumber: Harni, R., et.al., 2015

Kejadian serangan penyakit rebah batang/mati ujung ini pernah dilaporkan di Kabupaten Lampung Barat pada kebun hutan lindung dengan intensitas serangan sebesar 70%, pada kebun tetap 30%, dan di Kabupaten Tanggamus dengan intensitas serangan mencapai 25% (Darwis, 2013). Berdasarkan Harni, R., et.al. (2015) berikut beberapa strategi pengendalian yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Mengurangi kelembaban di pembibitan melalui penebaran benih yang tidak terlalu rapat, diusahakan mendapatkan cahaya matahari, dan pengaturan frekuensi penyiraman.
  • Memilih tanah pembibitan yang bebas dari cendawan patogen R. solani.
  • Aplikasi Trichoderma sp. dengan dosis 200 g/tanaman pada media pembibitan.
  • Secara kultur teknis dengan cara memangkas cabang dan ranting tanaman kopi yang sakit akibat terinfeksi oleh cendawan patogen R. solani. Pemangkasan dilakukan pada jarak minimal 10 cm dari bagian tanaman yang sakit.
  • Cendawan dapat bertahan sampai 7 minggu di dalam ranting yang sakit. Oleh sebab itu, tanaman yang terinfeksi maupun cabang dan ranting sisa pemangkasan harus segera dikeluarkan dari kebun dan dimusnahkan atau dikubur di lubang tanah dengan kedalaman minimal 30 cm.
  • Khusus untuk daerah-daerah yang rawan penyakit mati ujung, disarankan menjaga tanaman kopi hanya memiliki sekitar 3-4 cabang saja.

Penyusun: Aidha Utami, Yani Maryani, Eva Lizarmi

Sumber: https://ditjenbun.pertanian.go.id/mengenal-penyakit-rebah-batang-pada-kopi/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs