Tingkatkan Pemanfaatan Mikroorganisme, BRIN Jalin Kolaborasi Riset dengan Lima Mitra dari Dalam dan Luar Negeri

Tingkatkan Pemanfaatan Mikroorganisme, BRIN Jalin Kolaborasi Riset dengan Lima Mitra dari Dalam dan Luar Negeri

Menjadi program prioritas riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah upaya penyelamatan dan pemanfaatan biodiversitas atau keanekaragaman hayati (kehati) Indonesia. BRIN melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) fokus memanfaatkan biodiversitas berupa mikroorganisme untuk sebanyak-banyaknya manfaat. Mikroorganisme merupakan salah satu biodiversitas yang dapat dimanfaatkan dari berbagai sektor antar lain pangan, pakan, energi, kesehatan, dan lainnya.

Sejalan dengan hal tersebut, pada peringatan Hari Biodiversitas Internasional 2023, PRMT BRIN melakukan penandatangan lima perjanjian kerja sama sekaligus dalam satu waktu, yaitu tiga mitra industri dan dua universitas yang berasal dari dalam dan luar negeri, di Green House Biodiversitas KST Soekarno Cibinong, pada Senin (22/05).

Penandatanganan perjanjian kerjasama pada hari ini menjadi capaian dan rekor bagi PRMT dengan berbagai mitra yang memiliki karakter dan tujuan masing-masing kegiatan, ungkap Kepala PRMT BRIN, Ahmad Fathoni.

Berikut lima mitra kolaborasi riset PRMT BRIN, yakni: Pertama, PT. Enzym Bioteknologi Internusa. Memiliki komitmen untuk memanfaatkan enzim lakase yang sudah dihasilkan oleh PRMT BRIN. Digunakan untuk alternatif bahan aktif pada pasta gigi dengan fungsi untuk pemutih dan cairan kumur .

Selain memanfaatkan enzim lakase, mitra juga berkomitmen akan mendirikan perusahaan yang memproduksi enzim lakase dan mereka siap untuk melakukan lisensi sementara kami memproduki teknologinya. Dukungan industri menjadi motivasi besar bagi periset dan proposal PPBR (Perusahaan Pemula Berbasis Riset) yang akan memperkuat kolaborasi,terang Fathoni.

Kedua, PT. Aci Citra Indonesia yang melakukan pemanfaatan xanthan gum skala laboratorium sampai pabrik rintisan dan mengembangkan riset terkait mikroba untuk aplikasi di minyak dan gas (penyulingan). BRIN mempunyai fasilitas skala pilot (fermentor) dan mitra dapat memanfaatkannya, jelas Fathoni.

Ketiga, Nusantara Organic Sri Center-NOSC yang merupakan industri pertanian organik. Mitra memanfaatkan mikroorganisme untuk aplikasi tanaman padi di lahan kering. Disisi lain, kondisi perubahan iklim menjadi tantangan di pertanian dan NOSC sudah melakukan uji skala kecil dan hasilnya bagus. Saat ini masih tahap pertumbuhan di lahan kering menggunakan teknologi BRIN. Pertumbuhan padinya bagus dan respon positif dari mitra untuk menggunakan hasil riset yang ada di BRIN, terang Fathoni.

Ketua Umum Yayasan NOSC, Iman Setiaji menyampaikan bahwa sangat senang dan bangga bisa berkolaborasi dengan BRIN, ia berharap apa yang dilakukan oleh BRIN dan kemudian diaplikasikan dilapangan bisa betul-betul menjadi solusi dan dapat dirasakan manfaatnya untuk masyarakat khususnya petani.

Mitra keempat adalah Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Kerja sama berfokus tentang efektivitas membran Monascus purpureus Jmba dalam mempercepat penyembuhan luka tikus diabetes melalui modifikasi hidroksiprolin dan peningkatan fibroblas

Dan mitra kelima adalah Soka University Jepang yang menitikberatkan pengembangan ekstramofil enzim di Indonesia dan Jepang dengan melakukan eksplorasi pencarian bakteri yang tahan panas. Fokusnya ke termofilik dan harapannya sampai ke enzim dengan suhu tinggi. Semakin banyak industri meminta mikroorganisme yang dapat diproses tahan panas,jelas Fathoni.

Sementara itu, Fina Amreta Laksmi selaku Koordinator Kerja Sama dari Kelompok Riset Enzim dari Ekstremofil PRMT BRIN, menyampaikan bahwa kerja sama focus di bidang identifikasi keragaman mikroorganisme ekstremofil yaitu mikroorganisme yang mampu tumbuh di tempat-tempat yang ekstrim seperti suhu ekstrim, pH ekstrim dan lain sebagainya.

Indonesia dan Jepang memiliki beberapa kesamaan yaitu sama-sama merupakan negara kepulauan, memiliki banyak gunung berapi sehingga kita ingin kerja sama untuk mengidentifikasi, dan ke depannya kita bisa mengeksplorasi dari mikroorganisme-mikroorganisme ekstremofil ini misalnya untuk bioprospekting, penemuan novel enzim dari mikroorganisme ekstremofil ataupun penemuan lainnya yang ada manfaatnya untuk masyarakat, rinci Fina.

Fina berharap dengan adanya kolaborasi ini ada kesamaan pandangan dan bisa membuat basedata mikroorganisme ekstremofil baik di Indonesia maupun di Jepang  yang nantinya bisa dimanfaatkan bersama-sama.

Modal utama kolaborasi dan tanda tangan perjanjian kerjasama bukan tujuan akhir. Tujuan utama kolaborasi adalah terbentuknya komunikasi dan jaringan antara kami dengan stakeholder/user. Ini paling penting karena akan ada keberlanjutan baik riset maupun pemanfaatannya karena tanpa kolaborasi akan berakhir di meja periset/lab. Kolaborasi terutama dengan industri akan terjamin kerlanjutan hasil, riset dan implementasinya, tegasnya.

Berkaitan dengan Hari Biodiversitas Internasional 2023, Indonesia harus menjadi penggerak penghasil produk-produk sumber daya hayati di Indonesia. Penguasaan teknologi terutama dari data dan penghasil produk harus kita kuasai. Biodiversitas kita luar biasa dan harus berusaha memposisikan sejajar dan percaya diri untuk menjadi pionir dalam rangka memanfaatkan yang ada di sekitar kita, terutama mikroba, pungkas Fathoni.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/112890/tingkatkan-pemanfaatan-mikroorganisme-brin-jalin-kolaborasi-riset-dengan-lima-mitra-dari-dalam-dan-luar-negeri

Managed & Maintenanced by ArtonLabs