Limbah Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif

Limbah Jagung Sebagai Pakan Ternak Alternatif

Jika tempo hari kita sudah pernah membahas mengenai pakan ternak yang berbahan dasar dari limbah bulu ayam (link berita), kali ini penulis akan membagikan informasi, yang dikutip dari Pertanianku.com mengenai limbah lain yang dapat dimanfaatkan juga mengenai pakan ternak, yaitu limbah jagung.

Limbah pertanian seperti limbah jagung ternyata juga dapat dimanfaatkan kembali menjadi pakan ternak berkualitas yang murah. Limbah tersebut merupakan bagian tanaman jagung yang tidak dimanfaatkan, seperti jerami jagung, kulit buah jagung/kelobot, tongkol/bonggol, dan tumpi. Jika tidak diolah menjadi pakan ternak, kemungkinan besar limbah tersebut hanya berakhir sebagai limbah sampah.

Bagian limbah jagung yang bisa dijadikan pakan ternak disebut tebon. Tebon adalah seluruh bagian tanaman jagung, termasuk batang daun dan buah jagung muda yang berumur 45—65 hari.

Limbah tanaman jagung diolah menjadi pakan ternak dengan menggunakan teknologi pengolahan pakan ternak. Teknologi tersebut mampu membuat limbah menjadi berkualitas dan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa teknologi pengolahan pakan, seperti hay, silase, fermentasi, dan amofer.

Hay

Bahan limbah dikeringkan di bawah terik matahari, kemudian ditutup dengan plastik agar tidak kehujanan sehingga bisa digunakan sebagai persediaan pakan ternak selama musim kemarau. Namun, hay tidak boleh disimpan di sembarang tepat karena memicu tumbuhnya jamur yang dapat mengurangi kualitas pakan. Hay harus disimpan di tempat yang kering.

Silase

Pakan silase mampu bertahan cukup lama tanpa mengalami penurunan kualitas pakan. Limbah jagung yang digunakan harus memiliki kadar air sekitar 60 persen sehingga pengeringan biasanya berlangsung selama 2—3 hari setelah panen.

Proses pembuatan silase harus dilakukan di dalam wadah kedap udara untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri merugikan, seperti bakteri Clostridium tyrobutyricum. Proses pembuatan silase berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.

Fermentasi

Proses fermentasi memanfaatkan jamur pembusuk putih. Jamur tersebut dapat mengeluarkan enzim pemecah selulosa dan liginin sehingga tingkat kecernaan limbah meningkat. Salah satu jenis jamur yang sering digunakan adalah jamur Trichoderma. Jamur tersebut merupakan penghasil selulosa sehingga sering digunakan untuk fermentasi limbah-limbah pertanian.

Amofer

Amofer merupakan teknik pengolahan amoniasi fermentasi untuk meningkatkan kualitas tongkol/bonggol jagung. Teknik ini bisa dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan urea atau secara biologi dengan menggunakan starter mikrobia selulotik.

Managed & Maintenanced by ArtonLabs