PMK, Wabah Lama yang Muncul Kembali

PMK, Wabah Lama yang Muncul Kembali

Kondisi wabah PMK itu sendiri terus menunjukkan tren yang menggelisahkan. Tiap hari, ternak yang terkonfirmasi positif jumlahnya mencapai ribuan ekor. Sejauh ini, angka kesembuhan ternak dari infeksi PMK itu juga cukup tinggi. Dari jumlah yang terinfeksi, 84.214 ekor (32 persen) dinyatakan telah sembuh dan terbebas dari infeksi PMK. Namun, vaksinasi yang dilakukan masih rendah. Baru 8.500 ekor dari target sekitar 28 juta ekor. Sekitar 95 persen hewan yang terinfeksi adalah sapi.

Dari 19 provinsi yang terpapar, Jawa Timur adalah yang paling parah. Sebanyak 38 kabupaten/kota di Jawa Timur terpapar virus PMK. Per 25 Juni, sekitar 100.500 ekor sapi yang terpapar PMK, dari populasi sekitar 4,5 juta ekor yang ada di Jatim. Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan korban ternak terbesar kedua, yakni hampir 42 ribu ekor. Selanjutnya Provinsi Aceh, Jawa Barat, dan .Jawa Tengah dengan jumlah korban di kisaran 30 ribu ekor.

Penyakit mulut dan kuku, yang di dunia veteriner biasa disebut foot-and-mouth desease (FMD), sudah dikenal hampir dua abad dan menjadi momok di dunia peternakan. Penyakit ini muncul kali pertama di Indonesia pada 1887 di Malang, Jawa Timur, lewat sapi impor dari Belanda. Selanjutnya, selama satu abad penyakit itu menjadi endemik di Indonesia. Baru pada 1986, penyakit itu dinyatakan punah dari Indonesia.
Namun penyakit ini secara sporadis muncul di berbagai negara di Asia, Australia, dan Eropa. Virus FMD ini sempat meledak di Inggris pada 2001, dengan korban hampir 6 juta ekor sapi dan domba. Sebagian ternak itu terpaksa ditembak mati, dibakar, dan dikubur dalam-dalam. Wabah itu sempat merembet ke Belanda dan Prancis dalam skala yang lebih rendah.

Wabah PMK ini juga kembali muncul 2010, dan kali ini di Jepang. Hampir 300 ribu ekor ternak (sapi dan babi) menjadi korban. Ledakan virus PMK di Jepang itu adalah ulangan dari kasus sebelumnya, yang terjadi 10 tahun sebelumnya, yakni pada 2000.

Dalam skala yang lebih ringan, penyakit ini sempat menjangkiti Vietnam antara 2007 hingga 2017. Sekitar 165 ribu ekor ternak menjadi korbannya. Sebagian besar (43 persen) korban adalah kerbau, sapi 31 persen, babi 27 persen, selebihnya kambing atau domba. Secara sporadis dan dalam skala yang relatif kecil, PMK masih sering muncul di India, Bangladesh, Malaysia, dan Filipina.

Dalam memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, Indonesia memang masih terus mengimpor daging segar, daging beku, atau sapi bakalan dari berbagai negara. Untuk sapi bakalan, umur 6–7 bulan, jumlah impornya bisa mencapai 350 ribu ekor per tahun. Kemungkinan penyusupan virus PMK, dan penyakit hewan lainnya, memang cukup terbuka.

Sumber: https://www.indonesia.go.id/kategori/editorial/5115/mobilitas-sapi-dan-kerbau-dibatasi?lang=1

Managed & Maintenanced by ArtonLabs