BRIN Dukung Riset Reproduksi dan Genetika Ternak Ruminansia Lokal

BRIN Dukung Riset Reproduksi dan Genetika Ternak Ruminansia Lokal

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus membuka kerja sama riset dan pengembangan dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak universitas. Melalui Pusat Riset Zoologi Terapan (PRZT), Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL), BRIN menjalin kerja sama riset  dalam bidang reproduksi dan genetika ternak lokal Indonesia tentang “Bidang Reproduksi dan Genetika Ternak Ruminansia Lokal Indonesia” dengan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Bogor. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan langsung antara Kepala PRZT BRIN Evy Ayu Arida dengan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda  Yudi Wahyudin, di Gedung Administrasi OR Hayati dan Lingkungan, Lantai 2, KST Soekarno, Cibinong, pada Selasa (11/10).

 “PKS ini akan berjalan selama tiga tahun, namun saya berharap setelah tiga tahun tidak langsung sayonara. Karena kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan skema yang lain seperti PKR (Pusat Kolaborasi Riset) sehingga kita bisa saling tukar ilmu bahkan bisa diseminasi, workshop dan lain-lainnya. Diharapkan sekali nanti yang muda-muda bisa meneruskan apa yang sudah dikerjakan oleh seniornya,” kata Evy Ayu Arida dalam sambutannya.

“Alhamdulillah, pada hari ini kita secara resmi berkolaborasi sehingga nanti bisa menjadi output PR Zoologi Terapan BRIN dan Universitas Djuanda. Saya juga menyampaikan terimakasih kepada tim Hukum dan Kerjasama BRIN yang telah banyak membantu sehingga naskah kerjasama ini selesai,” tambahnya.

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Pertanian Universitas Djuanda Yudi Wahyudin mengatakan, “Kolaborasi ini sangat luar biasa, bagi kami kampus butuh kolaborasi. Karena kemampuan kampus itu juga terbatas. Mudah-mudahan dengan kolaborasi ini apa yang dapat kami kontribusikan, sinkronisasi dengan apa yang dapat dikontribusikan dengan BRIN terutama PR Zoologi Terapan yang akan menghasilkan sesuatu yang baik.”

Yudi berharap, kolaborasi ini tidak berhenti dalam waktu tiga tahun karena sebetulnya beberapa mahasiswa dari UNIDA sudah ikut kegiatan penelitian dengan Kelompok Riset (KELRIS) Repronomik Hewan BRIN. “Harapan kami lainnya, kita ingin melakukan visiting lecture dan sebagainya, bisa kita lakukan dalam kurun waktu minimal selama kita menjabat. Sekali lagi, luaran dari hasil kerjasama ini dapat memberi manfaat bagi umat manusia,” ucap Yudi.

Penanggung jawab kerja sama sekaligus Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN Ekayanti Mulyawati Kaiin menjelaskan,  KELRIS Repronomik Hewan merupakan KELRIS di PR Zoologi Terapan BRIN. Salah satu fokus kegiatan risetnya untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia melalui aplikasi bioteknologi bidang reproduksi dengan mempertimbangkan aspek genetik.

Menurut Eka, fakta di lapangan menunjukkan bahwa angka keberhasilan inseminasi buatan (IB) masih relatif rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan IB tersebut adalah kualitas semen pejantan. Kualitas semen yang digunakan untuk program IB dapat memberikan dampak signifikan pada persentase tingkat konsepsi melalui keberhasilan proses fertilisasi.  

“Metode evaluasi kualitas semen di Balai-Balai Inseminasi Buatan di Indonesia, umumnya masih dilakukan secara konvensional, meliputi pemeriksaan makro- dan mikroskopis. Hal ini dinilai belum cukup akurat untuk menginterpretasikan fertilitas pejantan. Untuk itu, diperlukan analisis yang lebih akurat yakni melalui pendekatan analisis molekuler. Hal ini kemudian menjadi dasar pijakan bagi PRZT BRIN dalam melakukan berbagai kegiatan riset berbasis molekuler untuk memberi solusi bagi peningkatan populasi dan mutu genetik ternak lokal Indonesia sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional,” jelas Eka.

Dalam kesempatan ini Evi menjelaskan, konservasi biasanya dilakukan pada hewan yang langka. Konservasi adalah bidang yang multidisipliner mulai dari yang sosial sampai yang teoritis. Fokus kegiatan PR Zooter adalah pemanfaatan  berkelanjutan. “Yaitu memanfaatkan hewan tetapi jangan sampai punah yang saya sebut sebagai hewan model. Kerabat ternak yang paling kita khawatirkan sekarang adalah anoa, dengan teknologi yang biasa kita lakukan terhadap ternak akan kita coba untuk menyelamatkan anoa.” 

“Pelestarian, sebagai contoh adalah hewan yang sudah sangat sedikit populasinya atau rentan populasinya. Kita coba supply dengan hewan yang ada di penangkaran secara in situ untuk di habitatnya. Kita kontrol, kita rawat, kita jaga, kita monitor dengan baik. Hewan ini akan menjadi stok  bagi hewan lainnya yang sudah punah, mungkin habitatnya sekarang sudah bagus sehingga hewan yang di penangkaran bisa dilepas liarkan, tentu saja dengan teknik-teknik tertentu agar nantinya tidak diburu,” pungkas Evi.

Kegiatan ini dapat didukung oleh mahasiswa yang akan menjalani tugas akhir. Saat ini, BRIN sangat mendukung adanya pemanfaatan fasilitas riset yang ada di BRIN untuk riset tugas akhir mahasiswa S1, S2 maupun S3, selain untuk mendukung pencapaian output mahasiswa, juga dapat menjadi capaian output riset kelris dan Pusat Riset. Harapan lain terkait MBKM, untuk tahun depan akan ada mahasiswa UNIDA yang mengikuti program MBKM di PR Zoologi Terapan baik itu magang atau yang lainnya.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/110563/brin-dukung-riset-reproduksi-dan-genetika-ternak-ruminansia-lokal

Managed & Maintenanced by ArtonLabs