Balitbangtan Rilis Smart Soil Sensing Kit, Terobosan 4.0 Deteksi Cepat Hara Tanah

Balitbangtan Rilis Smart Soil Sensing Kit, Terobosan 4.0 Deteksi Cepat Hara Tanah

Foto: Balitbangtan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) mengembangkan Smart Soil Sensing Kit (S3K). Kepala BBSDLP Dr. Husnain mengatakan Kit yang diluncurkan pada Hari Tanah Sedunia 5 Desember 2019 lalu tersebut merupakan terobosan teknologi untuk mengetahui hara tanah dengan cepat.

Smart Soil Sensing Kit ini merupakan terobosan teknologi advance yang berupa alat deteksi cepat untuk mengetahui hara tanah. Jadi petani dapat langsung mengetahui keadaan tanah di lahannya tanpa harus lama menunggu hasil lab. Rekomendasi pupuknya juga tersedia di Smart Soil Sensing Kit ini,” ujar Husnain.

Salah satu pencetus pembuatan S3K, Peneliti Balitbangtan Dr. Wiwik Hartatik menjelaskan bahwa sifat tanah yang dapat diukur oleh S3K ini diantaranya pH, tekstur, kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB) dan beberapa unsur hara tanah, yaitu C, N,P, K, Ca, Na, dan Mg.

“Dengan diketahuinya sifat-sifat tanah tersebut, maka petani dapat mengetahui penanganan dan rekomendasi pupuk yang diperlukan untuk mencapai produktivitas yang optimal,” jelas peneliti yang bertugas di Balai Penelitian Tanah (Balittanah), Bogor ini.

Untuk itu, tambah Wiwik, fitur rekomendasi pupuk juga tersedia pada S3K ini (selanjutnya disebut S3Kversi 1.0). Rekomendasi pupuk yang tersedia pada teknologi ini terdiri dari pupuk untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai dengan pilihan jenis pupuk tunggal ataupun majemuk NPK 15:15:15. Pengembangan tetap dilakukan sejak tahun 2017 teknologi ini diinisiasi, termasuk feature untuk rekomendasi pupuk tanaman hortikultura dan perkebunan.

Terkait kit ini, Peneliti Balitbangtan Dr. Adha F Siregar juga menyampaikan bahwa teknologinya terus dikembangkan seperti pemutakhiran pada rekomendasi pemupukan komoditas perkebunan dan hortikultura. Selain itu, dilakukan pengembangan S3K yang berbasis android.

“Jadi untuk yang berbasis android, perangkat S3K hanya terdiri dari sensor neospectra dan dapat langsung diunduh aplikasinya melalui smarthphone,” ujar peneliti di Balittanah Bogor yang juga pencetus S3K ini.

Lebih lanjut Adha memaparkan bahwa Perangkat S3K versi 1.0 ini memanfaatkan Sensor Near Infrared (NIR)  dengan panjang gelombang 1300-2600 nm. Diharapkan dengan adanya S3K ini, maka kebutuhan akan informasi status hara tanah dan rekomendasi pupuk dapat tersedia dengan cepat, tepat dan akurat. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman serta kesejateraan Petani Indonesia.

Sumber: https://www.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/4209/

Managed & Maintenanced by ArtonLabs