BRIN Berikan Pelatihan Budidaya Pisang dan Pengolahan Hasil Ternak untuk Kembangkan Potensi Daerah

BRIN Berikan Pelatihan Budidaya Pisang dan Pengolahan Hasil Ternak untuk Kembangkan Potensi Daerah

Tidak ada istilah rugi dalam kamus investasi ilmu pengetahuan. Tidak perlu berpikir harus punya lahan sebelum belajar budi daya tanaman pisang. Begitu pula belajar cara mengolah hasil ternak, tidak perlu berpikir harus punya hewan ternak. “Pola pikir harus dirubah, bahwa dengan belajar ilmunya kita akan langsung siap jika sewaktu waktu punya lahan dan hewan ternak. Diharapkan setelah pelatihan yang diberikan BRIN ini potensi usaha di Kabupaten Sidoarjo dapat berkembang. Kabupaten Sidoarjo dapat memiliki usaha budidaya pisang yang maju, sehingga kita tidak hanya memanfaatkan buah pisang hasil budidaya dari kota lain melainkan hasil perkebunan sendiri,” jelas Syaikhul Islam, anggota Komisi VII DPR RI, saat membuka kegiatan Pelatihan Budidaya Pisang dan Olahan Hasil Ternak, pada Sabtu (22/10), di Kabupaten Sidoarjo.

Baswarsiati, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, menyampaikan bahwa-banyak sekali manfaat dari buang pisang bagi kesehatan tubuh, yaitu sebagai sumber energi, mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh, mengurangi resiko penyakit ginjal, menjaga kesehatan saluran cerna, jantung, dan pembuluh darah. Jenis pisang beragam, seperti pisang kirana, pisang agung semeru, pisang ambon, pisang kapok dan lain-lain. Untuk mengahasilkan pisang dengan penampakan yang bagus biasanya sebelum panen dibungkus dahulu (saat pisang masih di pohon). Selain itu, benih merupakan kunci sukses budi daya pisang, yang mana biasanya benih yang digunakan adalah anakannya. Adapun tindakan pemeliharaan yang diperlukan dalam budidaya pisang antara lain, yaitu pemupukan, pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembringsongan tandang, dan pengendalian hama. “Yang perlu diperhatikan adalah waspada terhadap berbagai jenis penyakit pisang seperti penyakit layu fusarium atau panama, penyakit bercak daun sigatoka, bercak daun cordona, penyakit kerdil dan penyakit layu bakteri,” tutur Baswarisati, saat menjelaskan materi pelatihan budidaya pisang.

Terkait dengan olahan hasil ternak, Ita Yustina, Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN, menjelaskan bahwa hewan ternak beragam sebagai contoh sapi, ayam, dan kambing. Sementara itu, untuk ragam hasil ternak contohnya adalah daging, telur, susu, kulit (pangan dan non pangan) dan bulu (non pangan). Terkait dengan teknik mengolah hasil ternak untuk pangan pun bermacam-macam, seperti mentah-giling dan rebus-kukus-giling. Makanan yang dihasilkan dapat berupa nugget, rolade, daging patty, dan lain sebagainya. “Dalam pengolahan hasil ternak ini perlu memperhatikan Sanitasi dan Higiene yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit dan keracunan. Hal ini dapat terjadi akibat adanya kontaminan saat penyembelehan, penyimpanan, dan/atau pengolahan,” ujar Ita dalam paparanya.

Sebanyak 400 peserta antusias mengikuti pelatihan ini, khususnya pada sesi praktik budidaya pisang dan pengolahan hasil ternak. Praktik budidaya pisang sendiri menggunakan cara perbanyakan tunas tanaman pisang dengan metode bit (bonggol). Adapun praktik pengolahan hasil ternak, yaitu mengolah daging sapi, ikan, dan ayam menjadi abon yang lezat.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/110628/brin-berikan-pelatihan-budidaya-pisang-dan-pengolahan-hasil-ternak-untuk-kembangkan-potensi-daerah

Managed & Maintenanced by ArtonLabs