BRIN Teliti Imbuhan Pakan Unggas Non-antibiotik dari Ekstrak Temu Lawak

BRIN Teliti Imbuhan Pakan Unggas Non-antibiotik dari Ekstrak Temu Lawak

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Peternakan bersama CV Rawat Alam melakukan riset untuk mencari formula adjuvant berbasis xanthorrizol dan kurkuminoid (AXC) yang berasal dari ekstrak temu lawak, sebagai imbuhan pakan unggas.

Kepala Pusat Riset Peternakan BRIN Tri Puji Priyatno mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya mencari bahan imbuhan pakan ternak pengganti antibiotic growth promotors (AGP).

“Riset ini untuk memperoleh dosis penggunaan AXC yang efektif sebagai imbuhan untuk pakan ayam broiler dan ayam petelur. Selain itu, dapat diproduksi secara komersil untuk digunakan oleh peternak sebagai imbuhan pakan, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi tanpa menggunakan antibiotik,” ungkap Puji, pada penandatanganan dokumen Perjanjian Kerja Sama, di Bogor, Jumat (8/12).

Penggunaan AGP dalam pakan ternak diketahui terbukti berkontribusi besar di industri peternakan dalam meningkatkan produksi daging nasional, terutama daging unggas. AGP selain dapat mengendalikan penyakit, juga mampu meningkatkan efisiensi pakan dan memacu pertumbuhan ternak lebih cepat. Namun, AGP memiliki efek negatif bagi kesehatan manusia.

“Xanthorrizol dan kurkuminoid adalah salah satu alternatif imbuhan pakan dari bahan baku lokal untuk menggantikan AGP yang lebih aman dalam produksi ternak”, jelas Puji.

Selain itu, dikatakan Puji, kerja sama riset ini diharapkan bisa memperoleh bahan alternatif pengganti AGP yang efektif dan murah.

Mitra bisa menyediakan fasilitas kandang, ternak, dan pemeliharaannya. Sedangkan BRIN berkontribusi di riset pengembangan formulasi dan pengujiannya, dan memastikan bagaimana penggunaan adjuvant efektif dalam meningkatkan produktivitas sebagai imbuhan pakan ternak. 

“Mudah-mudahan kerja sama riset ini dapat menghasilkan formula pakan yang bisa dipatenkan dan dilisensi oleh mitra, untuk pengembangan produk pakan yang dapat segera dipasarkan,” tandasnya.

Direktur CV Rawat Alam Agus Supriyo Hadi menyampaikan, penggunaan adjuvant ke dalam pakan ternak yang berasal dari temu lawak, dengan proses ekstraksi dari zat yang berkhasiat xanthorrizol dan kurkuminoid. “Hasil riset xanthorrizol dan kurkuminoid yang ada di dalam temu lawak ini yang daya hambat bakterinya lebih tinggi daripada antibiotik AGP,” terang dia.

Sementara itu, Peneliti Pusat Riset Peternakan BRIN Arnold Parlindungan Sinurat menjelaskan, produk yang dikembangkan adalah adjuvant (temu lawak yang melalui proses ekstraksi dua kali). Bisa dibuat suatu bahan untuk pakan ternak, sebagai pengganti antibiotik AGP yang dilarang sejak 2018.

“Topik riset ini masih menjadi tren di dunia, bagaimana mencari bahan untuk menggantikan AGP sebagai imbuhan pakan, untuk meningkatkan produkvifitas dan efisiensi produksi pakan pada ternak unggas, khususnya ayam broiler dan ayam petelur,” katanya.

Sumber: https://www.brin.go.id/news/117074/brin-teliti-imbuhan-pakan-unggas-nonabiotik-dari-ekstrak-temu-lawak

Managed & Maintenanced by ArtonLabs